ENTALPI DAN PERUBAHANNYA
06.46
MODUL V
TERMOKIMIA
Bagian ilmu kimia yang mempelajari panas atau kalor suatu reaksi kimia disebut termokimia.
Contohnya pada proses pembakaran kita merasakan adanya panas (kalor)
yang dibebaskan. Contoh lainnya adalah proses fotosintesis. Fotosintesis
hanya dapat berlangsung dengan bantuan energi cahaya matahari
(ultraviolet).
Menurut teori kinetika, pada suhu di atas 00C (> - 2730),
setiap materi baik dalam wujud gas, cair atau padatan, memiliki
partikel-partikel yang selalu bergerak secara acak dan saling
bertumbukan dengan total gaya yang saling meniadakan. Karena memiliki
ukuran sangat kecil, maka kita tidak dapat mengamati pergerakan partikel
itu.
Di
dalam atom terdapat elektron yang bermuatan negatif dan proton yang
bermuatan positif. Dengan adanya partikel-partikel, terjadi gaya tarik
menarik antarpartikel yang bermuatan berlawanan dan gaya tolak menolak
antarpartikel yang bermuatan sama.
Pergerakan
partikel-partikel dan gaya tolak/tarik antarpartikel tersebut,
menunjukkan adanya energi dalam materi. Jumlah total energi atau kalor
yang terkandung dalam suatu materi disebut entalpi, yang diberi simbol H. Entalpi suatu zat tidak berubah (tetap) selama tidak ada energi yang masuk atau ke luar.
Entalpi
suatu zat tidak dapat diukur, tetapi hanya perubahan entalpinya yang
dapat diukur. Suatu zat mengalami perubahan entalpi jika mengalami
reaksi kimia atau perubahan fisika. Perubahan entalpi diberi notasi ∆H. ∆H
menyatakan kalor yang diterima atau dilepas, berupa penambahan atau
pengurangan energi suatu zat dalam suatu proses perubahan materi.
Perubahan
entalpi bertanda positif jika reaksi membutuhkan atau menyerap kalor,
dan bertanda negatif jika membebaskan kalor. Perubahan entalpi yang
bertanda positif menyatakan bahwa terdapat penambahan entalpi materi.
Sebaliknya, perubahan entalpi yang bertanda negatif menyatakan bahwa
terdapat pengurangan entalpi materi yang bereaksi.
Pada dasarnya, perubahan entalpi terjadi karena adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan. Sistem adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian atau pusat pengamatan. Lingkungan adalah daerah di luar sistem.
Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan.
Pada
reaksi eksoterm dibebaskan energi, sehingga entalpi sistem berkurang
dan perubahan entalpi bertanda negatif. Pada reaksi eksoterm, lingkungan
menerima kalor sehingga terasa panas. Contoh reaksi eksoterm adalah
pembakaran.
Reaksi Endoterm
Reaksi
endoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan disertai perpindahan
kalor dari lingkungan ke sistem. Pada reaksi endoterm diperlukan energi,
sehingga perubahan entalpi sistem bertambah dan perubahan entalpi
bertanda positif. Pada reaksi endoterm, lingkungan mengalami pengurangan
kalor, sehingga suhu lingkungan turun dan terasa dingin.
Contoh reaksi endoterm adalah reaksi antara barium hidroksida (Ba(OH)2) dan kristal amonium klorida (NH4Cl)
dengan beberapa tetes air. Jika dilakukan pada tabung reaksi, bagian
dasar tabung akan terasa dingin karena sistem menyerap kalor dari
lingkungan.
Perubahan
entalpi dapat terjadi pada reaksi kimia maupun pada perubahan fisika.
Perubahan entalpi pada reaksi kimia, bergantung pada jumlah zat yang
direaksikan. Jika pereaksinya semakin banyak, maka perubahan entalpi
semakin besar. Perubahan entalpi pada perubahan fisika berkaitan dengan
perubahan wujud zat.
Persamaan reaksi yang menyertakan perubahan entalpi disebut persamaan termokimia.
Pengertian persamaan termokimia berbeda dengan persamaan reaksi
stoikiometri. Pada persamaan reaksi stoikiometri, koefisien reaksi
menunjukkan angka perbandingan jumlah mol, sedangkan koefisien reaksi
pada persamaan termokimia sekaligus menyatakan jumlah mol.
Perhatikan contoh berkut ini !
Persamaan reaksi stoikiometri : 2 H2 (g) + O2 (g) → 2 H2O(g)
Perbandingan jumlah mol H2 : jumlah mol O2 : jumlah mol H2O = 2 : 1 : 2
Jadi, perbandingan jumlah mol zat-zat tersebut dapat dinyatakan :
2 mol H2 : 1 mol O2 : 2 mol H2O
Persamaan termokimia : 2 H2 (g) + O2 (g) → 2 H2O(g) ∆H = - 484 kJ
Pada reaksi antara 2 mol H2 dengan 1 mol dengan 1 mol O2 untuk menghasilkan 2 mol H2O dibebaskan kalor 484 kJ.
Kalor
yang dibebaskan atau diperlukan (∆H) pada suatu reaksi, bergantung pada
suhu dan tekanan saat reaksi berlangsung. Kalor yang dibebaskan atau
diperlukan pada reaksi 1 mol zat yang berlangsung pada suhu 250C (298 K) dan tekanan 1 atm disebut perubahan entalpi standar (∆H0). Satuan ∆H0 adalah kJ/mol. Perubahan entalpi standar ini disebut juga kalor reaksi standar.
Entalpi Pembentukan Standar (∆H0f)
Entalpi pembentukan standar
menyatakan nilai kalor yang dibebaskan atau diperlukan untuk proses
pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya, pada keadaan standar (298
K, 1 atm). Entalpi pembentukan standar diberi notasi ∆H0f.
Contoh :
Pada
pembentukan 117 gr garam dapur (NaCl) dibebaskan kalor 822 kJ. Tulislah
persamaan termokimia pada keadaan standar. Ar Na = 23, Cl = 35,5
Jawab :
Jumlah mol NaCl =
∆H pembentukan 2 mol NaCl = - 822 kJ,
maka ∆Hf0 NaCl =
kJ mol-1
Jadi persamaan termokimianya : Na(s) + Cl2(g) → NaCl(s) ∆H = - 411kJ
Entalpi Penguraian Standar (∆Hd0)
Entalpi penguraian standar
menyatakan nilai kalor yang dibebaskan atau diperlukan untuk proses
penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya, pada keadaan standar
(298 K, 1 atm). Entalpi pembentukan standar diberi notasi ∆H0d.
Jumlah
kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya,
sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa
tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan
kebalikan dari entalpi pembentukan pada senyawa yang sama. Dengan
demikian, jumlah kalor sama, tetapi memiliki tanda berlawanan karena
reaksi berlawanan arah.
Contoh :
Pada penguraian 11,2 L gas HCl (pada STP) diperlukan kalor 18,2 kJ. Tulislah persamaan termokimia.
Jawab :
Jumlah mol HCl =
∆H penguraian 0,5 mol HCl = 18,2 kJ
∆Hd0 HCl =
Persamaan termokimia : HCl(g) → H2 (g) + Cl2 (g) ∆H = 36,4 kJ
Entalpi Pembakaran Standar (∆Hc0)
Entalpi pembakaran standar
menyatakan kalor yang dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol zat
(unsur atau senyawa), pada keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi
pembakaran standar diberi notasi ∆Hc0.
Contoh :
Pada pembakaran 4,4 gr propana dibebaskan kalor 223kJ/mol. Ar C = 12, H = 1
Jawab :
Jumlah mol C3H8 =
∆Hc0 C3H8 = -
Jadi, persamaan termokimianya :
C3H8(g) + 5 O2 (g) → 3 CO2 (g) + 4 H2O ∆H = -2330 kJ/mol.
Perhitungan
perubahan entalpi atau perubahan kalor pada suatu reaksi didasarkan
pada Hukum Hess, data entalpi pembentukan dan data energi ikatan.
Berdasarkan Hukum Hess
Hukum Hess dikemukakan oleh Germain Henri Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa :
"Kalor
reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi tidak
bergantung pada jalannya reaksi, tetapi bergantung pada keadaan akhir
(zat-zat hasil reaksi)".
Hukum Hess ini dapat juga dinyatakan sebagai berikut :
"Perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap".
Contoh, reaksi pembentukan SO3(g)
(1) melalui satu tahap reaksi : S(s) + O2(g) → SO3(g) ΔH = - 396 kJ
(2) melalui dua tahap reaksi :
Reaksi (1) : S(s) + O2(g) → SO2(g) ΔH = - 297
Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) → SO3 (g) ΔH = -99
Jika kedua tahap reaksi pembentukan SO3(g) dijumlahkan, maka diperoleh kalor reaksi yang sama seperti pada reaksi pembentukan SO3 (g) pada reaksi (1). Jika kalor reaksi dijumlahkan, maka juga akan diperoleh kalor reaksi yang sama seperti reaksi pembentukan SO3 (g) pada reaksi (1).
Reaksi (1) : S(s) + O2(g) → SO2(g) ΔH = - 297
Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) → SO3 (g) ΔH = -99
S(s) + (g) → SO3(g) ∆H = - 396
Jadi, nilai entalpi reaksi pembentukan SO3(g) tetap sama, baik berlangsung melalui satu tahap ataupun beberapa tehap reaksi.
Contoh :
Reaksi (1) : C2H5OH + 3 O2 → 2 CO2 + 3 H2O ∆H = - 1386 kJ
Reaksi (2) : 2 CH3CHO + 5 O2 → 4 CO2 + 4 H2O ∆H = - 2352 kJ
Tentukan ∆H reaksi : 2 C2H5OH + O2 → 2 CH3CHO + 2 H2O
Jawab :
Perhatikanlah bahwa dari reaksi yang ditanyakan yang dijadikan patokan adalah 2 C2H5OH dan 2 CH3CHO, sedangkan O2 dan 2 H2O
tidak dapat dijadikan patokan karena terdapat pada reaksi (1) dan
reaksi (2). Reaksi (1) dikalikan 2 dan reaksi (2) dibalik sehingga
diperoleh :
Reaksi (1) : 2 C2H5OH + 6 O2 → 4 CO2 + 6 H2O ∆H = - 2772 kJ
Reaksi (2) : 4 CO2 + 4 H2O → 2 CH3CHO + 5 O2 ∆H = + 2352 kJ
2 C2H5OH + O2 → 2 CH3CHO + 2 H2O ∆H = - 420 kJ
Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan
Berdasarkan
cara ini, data entalpi yang diketahui harus berupa data entalpi
pembentukan. Zat-zat pereaksi dianggap mengalami reaksi penguraian dan
zat-zat hasil reaksi dianggap mengalami reaksi pembentukan. Jadi,
entalpi penguraian suatu zat sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi
memiliki tanda berlawanan.
p A + q B → r C + s D ∆Hr = .....?
∆H reaksi = ∆Hf0 hasil reaksi - ∆Hf0 pereaksi
= (r ∆Hf0 C + s ∆Hf0 D) - (p ∆Hf0 A + q ∆Hf0 B)
∆Hf0 O2
tidak diikutsertakan dalam perhitungan entalpi, sebab sesuai dengan
kesepakatan, entalpi unsur dalam bentuk yang lebih stabil dianggap sama
dengan nol.
Contoh :
Diketahui kalor pembentukan(∆Hf0) dari C2H6 (g), CO2(g), H2O(l) masing-masing adalah – 85 , -394 , dan – 286 . Tentukan ∆Hc0 pembakaran C2H6(g).
Jawab :
Reaksi Pembakaran C2H6(g) :
C2H6(g) + O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l) ∆Hr = ?
∆Hr = ∆Hf0 hasil - ∆Hf0 pereaksi
= ( 2 ∆Hf0 CO2 + 3 ∆Hf0 H2O ) - (∆Hf0 C2H6)
= (- 788) – 858 + 85 = - 1561
Jadi, ∆Hc0 C2H6(g) = - 1561
Berdasarkan Energi Ikatan
Suatu
unsur atau senyawa terbentuk melalui ikatan antaratom penyusunnya.
Ikatan-ikatan antaratom ini memiliki harga energi ikatan tertentu.
Pada
saat bereaksi, dianggap semua molekul pereaksi memutuskan ikatannya
sehingga menjadi atom-atom bebas. Proses pemutusan ikatan memerlukan
sejumlah energi, sehingga perubahan entalpinya bertanda positif.
Selanjutnya, atom-atom bebas (hasil penguraian pereaksi) ini membentukan
zat-zat hasil reaksi melalui pembentukan ikatan baru. Peristiwa
pembentukan ikatan membebaskan sejumlah energi, sehingga perubahan
entalpi bertanda negatif.
p A + q B → r C + s D ∆Hr = .....?
∆Hreaksi=(energi total pemutusan ikatan) - (energi total pembentukan ikatan)
Contoh :
Diketahui kalor pembakaran :
CS2(g) + 3 O2(g) → CO2 (g) + 2 SO2(g) ∆H = - 445 kJ
Energi Ikatan () :
O ═ O = 495
S ═ O = 323
C ═ O = 799
Tentukan nilai energi ikatan C ═ S !
Jawab :
S ═ C ═ S + 3 (O ═ O) → O ═ C ═ O + 2 (O ═ S ═ O) ∆H = - 445 kJ
∆Hreaksi=(energi total pemutusan ikatan) - (energi total pembentukan ikatan)
445 = (2 × EC═S + 3 × EO═O) - (2 × EC═O + 4 × ES═O)
445 = (2 × EC═S + 3 × 495) - (2 × 799 + 4 × 323)
445 = 2 × EC═S + 1485 - 1598 - 1292
EC═S =
Jadi, energi ikatan C ═ s = 480