Minyak bumi merupakan bahan alam dengan berbagai
jenis senyawa kimia, sehingga dapat digunakan dalam berbagai bahan baku industri.
a. Plastik (PE)
Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk, lebih
ringan dari kayu, dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik selain
harganya murah, juga dapat digunakan sebagai isolator dan mudah diwarnai.
Sedangkan kelemahan plastik adalah tidak dapat dihancurkan (degredasi). Contoh
plastik adalah polietilena, polistirena, (Styron, Lustrex, Loalin),
poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax),
polivinil asetat.
Polietilena atau PE (Poly � Eth, Tygothene, Pentothene)
adalah polimer dari etilena (CH2 = CH2) dan merupakan
plastik putih mirip lilin, dapat dibuat dari resin sintetik dan digolongkan
dalam termoplastik (plastik tahan panas). Polietilena mempunyai sifat daya tekan
baik, tahan bahan kimia, kekuatan mekanik rendah, tahan kelembapan, kelenturan
tinggi, hantaran elektrik rendah. Berdasar kerapatannya PE dibagi dua yaitu PE
dengan kerapatan rendah (digunakan sebagai pembungkus, alat rumah tangga dan
isolator) dan yang berkerapatan tinggi (dimanfaatkan sebagai drum, pipa air,
atau botol).
Plastik disamping mempunyai kelebihan
dalam berbagai hal, ternyata limbahnya dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan.
Penyebabnya yaitu sifat
plastik yang tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasi masalah ini para
pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan
berbagai penelitian dan tindakan, diantaranya yaitu dengan cara mendaur ulang
limbah plastik, Namun cara ini tidak terlalu efektif karena hanya sekitar 4%
yang dapat didaur ulang. sisanya menggunung di tempat penampungan sampah.
Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik
polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE)
dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastik
minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik.
Pemanasan polietilena
menggunakan metode pirolisis akan terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair.
Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik yang terurai
adalah sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang dimiliki
senyawa hidrokarbon cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah menjadi
minyak pelumas berkualitas tinggi. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan
bahwa minyak pelumas yang saat ini beredar di pasaran berasal dari pengolahan
minyak bumi. Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan limbah
plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah
sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil
pirolisis limbah plastik menjadi minyak pelumas menggunakan metode
hidroisomerisasi. Minyak pelumas buatan ini diharapkan dapat digunakan untuk
kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama dengan minyak bumi hasil
penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus ekonomis.
b. Cat
Cat adalah produk dari industri pelapis
permukaan, bertujuan untuk menjaga keawetan bahan yang dilapisi (kayu, logam
atau tembok) dan untuk estetika (keindahan). Fungsi cat ini yaitu memberikan
ikatan yang baik antara permukaan benda dan cat pelapis. Cat primer disediakan
dalam kemasan yang lebih encer dari cat biasa dan dilarutkan dalam air atau
minyak. Kemasan cat umumnya terdiri atas resin atau bahan pengikat (untuk
mengikat pigmen warna di dalam cat, misal: minyak biji rami dan getah tumbuhan
seperti gom arab, gom senegal), bahan pengisi (untuk memperbaiki sifat mekanis
dan fisik cat agar tidak retak/terjadi goresan saat pengeringan, contohnya:
bubuk kaca agar memantulkan cahaya matahari/lampu pada rambu lalu lintas),
penstabil (digunakan sebagai penetral pengaruh sinar ultraviolet matahari),
pengering pelarut, dan pigmen.
Pigmen bersifat ganda yaitu untuk menampilkan
keindahan dan memberikan sifat mekanik pada selaput yang terbentuk. Pigmen
menghalangi penyebaran uap air dan sinar matahari langsung pada bahan yang
dilapisi. Warna yang dihasilkan pigmen bergantung pada banyaknya cahaya
matahari yang diserap dan diserap dan dipantulkan. Pigmen harus tidak toksik
dan merupakan senyawa anorganik yang tak larut dalam pelarut organik sehingga
mengendap di dasar wadah. Pigmen seperti zink, aluminium, dan stainless
digolongkan dalam pigmen metalik, banyak digunakan untuk dekorasi. Krom dalam
bentuk polikrometik dipakai sebagai cat lapis akhir pada kendaraan bermotor.
c. Tekstil ( Nilon )
Kata tekstil berasal dari bahasa latin �texer� yang berarti
menenun. Tekstil dibuat dari serat yang dipintal, ditenun, dirajut, dianyam
atau dibuat jala benang. Serat
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu serat alami dan serat sintetik. Serat
alami (wol, sutera, katun, dan rami) pada umumnya pendek dengan panjang 1,3-20
cm. Serat alam berasal dari kapas akan menghasilkan kain yang lunak dan menyerap
air sehingga baik untuk dibuat handuk, sprei, maupun pakaian. Serat rami dapat
dibuat linen yang indah dan kuat sehingga dimanfaatkan untuk membuat taplak,
sapu tangan dan serbet. Serat binatang (domba) dibentuk menjadi wol, sutera
(kepompong ulat sutera) juga termasuk serat alami Serat alam yang berasal dari
mineral adalah asbestos, mempunyai sifat tahan terhadap api dan digunakan pada
pembungkus kabel.
Bahan baku serat sintetik adalah
filamen yang bersambung/serat pendek, seragam dalam panjang, dan terpintal dalam
benang. Poliester, nilon, akrilik, dan poliolefin merupakan contoh serat
sintetik yang dibuat dari petrokimia. Perbedaan bahan tersebut terletak pada
kekuatan tarik, elastisitas, kelembutan, daya serap terhadap air, ketahanan
terhadap cahaya dan panas atau usia pemakaian. Bahan yang dihasilkan merupakan
bahan yang kuat dan mudah disetrika. Serat sintetik yang terbuat dari bubur
kayu, sampah kapas atau petrokimia yaitu rayon, asetat dan triasetat. Kain
rayon menghasilkan bahan penghisap yang mudah kering, kain asetat tahan kerut
dan tarikan, sedangkan triasetat merupakan bahan yang lebih tahan kusut.
Nilon adalah kelompok poliamida hasil
polimerisasi heksametilena-diamina dan asam adipat. Nilon termasuk polimer
paling ulet, kuat, dan kenyal, tidak rusak oleh minyak dan gemuk serta tak basah
oleh air sehingga dapat dibentuk menjadi serat, sikat, lembaran, batang, pipa,
maupun bahan penyalut. Nilon
terdiri dari Nilon 6, Nilon 6,6 dan Nilon 8.. Nilon 6,6 dibuat dari reaksi
polimerisasi asam adipat dan heksametilena diamina. Asam adipat dibuat dari
sikloheksana, dan petroleum mengandung sikloheksana.
Diagram pembuatan Nilon 6,6
ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Pembuatan Nilon 6 dari Benzena
Bagan pembuatan Nilon 6,6 dan Nilon 8 ditampilkan pada Gambar
3
Gambar 3. Proses
Pembuatan Nilon 6,6 dan nilon 8
Untuk produksi nilon besar-besaran
sebagai bahan baku digunakan
batu bara, minyak bumi, gas alam, maupun hasil
pertanian. Nylon 66 (Huruf 6,6 atau 6 merupakan jumlah atom karbon pembentuk
bahan) dibuat dari bahan baku kaprolaktam.
d.
PVC (Polivinil klorida)
Monomer dari PVC (poli vinil klorida)
adalah etena yang satu atom hidrogen diganti (substitusi) dengan atom klorida.
Vinil klorida dengan rumus kimia CH2=CHCl
disebut kloroetilena atau kloroetena adalah gas tak berwarna, yang mencair pada
suhu �13,9oC. PVC termasuk termoplastik yang paling banyak digunakan,
bersifat kuat dan ulet. PVC dibagi dua yaitu PVC elastik dan PVC keras, atau
kaku. Jenis PVC elastik dimanfaatkan untuk penutup lantai, bola mainan, sarung
tangan, jas hujan.
PVC keras dimanfaatkan sebagai pipa listrik atau pipa air, kartu kredit.
Kedua jenis PVC memiliki sifat
sama yaitu tahan cuaca dan isolator. PVC dimodifikasi dengan bahan lain untuk
meningkatkan pemakaiannya. PVC/akrilik tahan api dan bahan kimia, sedangkan
PVC/ABS (akrilonitril-butadiena-stirena) mudah diproses pada rentangan api dan
kuat terhadap tegangan tinggi. ABS adalah suatu bahan yang kuat, kaku, dan
murah. PVC di Indonesia dijual dengan beberapa merk, dari yang tebal sampai yang
tipis. Pabrik pembuat PVC menyebut dengan istilah paralon. Membakar PVC bekas
menimbulkan asap yang diduga dapat menyebabkan kanker hati. PVC terbakar
perlahan-lahan.
Plastik vinil dibuat dari gas alam,
atau minyak bumi. Vinil dapat dibuat lemas, kaku, maupun bening. Sebagai bahan
yang tidak mudah pecah atau sobek, vinil tidak dirusak oleh asam, minyak atau
air. Sejak tahun 1927 PVC merupakan bahan plastik vinil yang telah diproduksi
secara komersial. Pada pertengahan tahun 1970 vinil diteliti sebagai salah satu
pencemar udara penyebab penyakit serius, seperti kanker hati. Plastik vinil
dimanfaatkan secara luas sebagai barang yang murah dan tahan lama yang fleksibel
(lantai, isolasi, kopor, tirai kamar mandi, pakaian mirip kulit, atau selang
air). Jenis vinil yang tegar digunakan untuk mainan dan pipa air. Penyalutan
dengan vinil dilakukan agar tidak lembek atau lembab, dan kertas dokumen maupun
kertas dinding tidak terkena noda.
e. Perekat atau Adhesif
Perekat adalah bahan untuk menggabungkan dua benda pada permukaannya,
contohnya semen, pelapisan tablet, lem, maupun getah.
Mekanisme kerja perekat adalah
perekatan mekanik atau fisika dan perekatan kimia.
Proses perekatan benda yaitu dengan
memasukkan bahan perekat ke dalam pori-pori benda, sehingga terjadi penguncian
secara mekanik. Pada perekatan kimia terjadi reaksi kimia (gaya tarik elektrik)
antar molekul perekat dan permukaan benda. Umumnya perekatan terjadi secara
bersamaan antara perekatan fisika dan kimia.
Perekat terdiri dari perekat yang
mengering di udara, dilelehkan sebelum digunakan, dilakukan penekanan, atau yang
aktif secara kimiawi. Benda yang direkatkan biasanya kertas, plastik, karet,
kayu, logam, logam bukan logam, kaca, bahkan gigi. Plastik termoset memerlukan
perekat untuk menggabungkan kedua bahan.
Powerglu adalah
perekat yang bekerja
berdasarkan reaksi polimerisasi pada saat pengeringan. Reaksi perekatan dibantu
oleh uap air di udara/zat lain yang ditambahkan. Perekat untuk kayu dikenal
sebagai perekat tahan-cuaca dan setengah tahan-cuaca. Perekat tahan cuaca
umumnya memiliki kekuatan lebih besar dari kayunya. Bahan perekat jenis ini
dibuat dari bahan polimer fenolik, epoksi, atau resorsinol. Perabot kayu yang
tidak mengalami perubahan suhu yang drastis dan tidak kena air terlalu sering
dapat memanfaatkan perekat dari bahan tulang atau perekat vinil. Perekat kayu
setengah tahan-cuaca terbuat dari perekat urea dan kasein.
f.
Polistirena (PS).
Polistirena adalah polimer yang
mengandung monomer stirena C6H5CH=CH2. Polimer
ini termasuk golongan termoplastik, merupakan plastik jernih dan keras.
Polistirena diproduksi dalam bentuk busa plastik dengan nama komersial
styrofoam, atau sebagai bahan isolasi (listrik, panas), komponen perabot,
bahan pengemas, mainan, maupun benda toilet. Stirena dibuat dengan cara
pirolisis-dehidrogenasi dari etilbenzena. Etilbenzena disintesis dari etilena
dan benzena. Polimer ini bersifat tahan asam, basa, maupun garam. Penampilan PS
lembut dan kecerahannya baik sehingga banyak digunakan untuk pipa, busa,
pendingin, instrumen atau panel dalam otomotif.
Stirena dapat digunakan sebagai
monomer karet sintetik. Jenis karet sintetik ini dikopolimerisasi dengan gugus
lain yaitu SBR (stirena-butadiena), SCR (stirena-kloroprena), dan SIR
(stirena-isoprena). Pemanfaatan polimer yang dapat menggantikan logam (sifat:
konduktor, titik leleh yang tinggi, berpenampilan cantik dalam pewarnaan) dan
kayu (tahan suhu dan tekanan) makin diteliti. Polimer adalah bahan yang anti
karat dan tidak mudah terbakar.